Boyolali – Data yang akurat dan transparan menjadi modal yang penting dalam setiap pengambilan kebijakan. Kondisi yang demikian ini menjadi dasar Kantor Kementerian Agama Kabupaten Boyolali adakan kegiatan Evaluasi Pendataan EMIS Genap 2021/2022 Pondok Pesantren, Madrasah Diniyah, dan Lembaga Pendidikan Al-Qur’an, Rabu (16/3) di Kedai Padmo Boyolali.
Kegiatan ini diikuti oleh 52 peserta yang berasal dari Operator BADKO LPQ dan FKDT Kabupaten dan Kecamatan, Operator FKPP, dan perwakilan PKPPS yang selama ini menerima BOS dan PIP untuk santri.
Kegiatan ini dibuka langsung oleh Kasi Pakis, Jindar Wahyudi, mewakili Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Boyolali yang berhalangan hadir karena ada kegiatan yang bersamaan.
Dalam sambutannya Kasi Pakis mengatakan bahwa kegiatan ini dibiayai oleh DIPA Seksi Pakis Tahun Anggaran 2022. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat pendataan EMIS Pondok Pesantren, Madrasah Diniyah, dan Lembaga Pendidikan Al-Qur’an serta pengelolaan data PIP dan BOS Pondok Pesantren Tahun 2022.
“Kegiatan ini dilaksanakan untuk mewujudkan data yang akurat dan transparan sehingga dapat dijadikan dasar dalam pengambilan kebijakan. Untuk itu perlu dilakukan evaluasi pendataan di Semester Genap 2021/2022 ini. Sebelum kegiatan ini Kami bersama tim sudah melakukan monitoring beberapa pondok pesantren yang belum melakukan updating data EMIS di Semester Genap 2021/2022. Kita ingin mengetahui kendala apa yang ada di lapangan sehingga kita bisa dampingi agar pendataan dapat berjalan maksimal. Dalam waktu dekat Kita juga akan lakukan monitoring kepada Madrasah Diniyah dan LPQ yang terkendala agar semuanya bisa terupdate datanya. Hal ini dilakukan agar seluruh lembaga pendidikan keagamaan dapat mengakses seluruh layanan di Kementerian Agama. Seluruh layanan Kementerian Agama terutama terkait bantuan dilakukan secara online melalui aplikasi SIMBA dan saat ini yang sudah dibuka bantuan untuk pondok pesantren,” ujar Jindar Wahyudi.
Kegiatan Evaluasi Pendataan EMIS ini dipandu langsung oleh Penyusun Data Pendidikan Agama dan Keagamaan Miftachul Huda. Dalam paparanya peraih gelar Master Ilmu Politik Universitas Indonesia ini membedah peta updating data Emis Semester Genap 2021/2022 dengan kondisi riil di lapangan. “Terus terang dari jumlah data yang ada di EMIS untuk Madrasah Diniyah ada 26 madin yang pasif datanya dari total 180 Madrasah Diniyah. Kemudian untuk LPQ ada 97 LPQ yang datanya pasif dari total 950 LPQ. Sementara untuk Pondok Pesantren ada 5 pondok pesantren yang datanya pasif dari total 65 pondok pesantren. Semua Lembaga yang datanya pasif inilah yang menjadi konsentrasi kita untuk mengetahui apakah lembaga tersebut masih aktif atau tidak. Kalau masih aktif kita akan dampingi updating datanya dan kalau sudah tidak aktif kita akan laporkan ke Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah untuk dikeluarkan dari database EMIS,” ujar Huda.
Sementara, saat ditemui di ruang kerjanya, Kakanmenag Boyolali, Hanif Hanani, berharap kegiatan ini benar benar dapat memberikan dampak yang baik untuk meningkatkan kualitas dan keakuratan data pendidikan keagamaan di Boyolali melalui EMIS yang merupakan aplikasi data pendidikan pada Direktorat Jenderal Pendidikan Islam (Ditjen Pendis) Kementerian Agama Republik Indonesia yang didalamnya terdapat data lembaga pendidikan, baik formal maupun non formal.
“Evaluasi pendataan EMIS bagi lembaga pendidikan keagamaan sangat penting dilakukan untuk mendukung manajemen kelembagaan dalam pengambilan keputusan strategis di Kantor Kementerian Agama Kabupaten Boyolali. Dengan data yang selalu update dan valid akan memudahkan semua pihak mengakses layanan di Kementerian Agama. Lebih lanjut mantan Kakanmenag Kabupaten Sragen ini menjelaskan dengan menjaga kelengkapan dan kebenaran data dapat mewujudkan basis data tunggal sehingga dapat tercipta tata kelola data pendidikan keagamaan yang terintegrasi,” ujar Hanif Hanani. (hd)