RAKOR FKPAI KEC. BOYOLALI

Senin, 04 April 2016 Forum Komunikasi Penyuluh Agama Islam (FKPAI) Kecamatan Boyolali menyelenggarakan rapat koordinasi. Kegiatan ini rutin dilakukan setiap bulan sekali dan dihadiri oleh seluruh penyuluh agama honorer di Kecamatan Boyolali. Hadir pada kesempatan ini Kepala KUA Kecamatan Boyolali, H. Kusaeni, S.PdI dan perwakilan dari Seksi Bimas Islam Kankemenag Kab Boyolali Sigit Anjar Warsito S. Hi.

Dalam sambutannya Kepala KUA Kec. Boyolali menyampaikan pentingnya kegiatan koordinasi seperti ini. Dengan diadakannya koordinasi seperti ini diharapkan antar penyuluh bisa saling sharing ilmu strategi dan pengalaman dalam menyampaikan dakwahnya di masyarakat. Tantangan yang dihadapi penyuluh agama honorer berbeda di tiap tempat, sehingga dibutuhkan sharing pengalaman untuk berdakwah di tempat yang  masyarakatnya berbeda.

Selain itu koordinasi seperti ini juga diperlukan apabila ada indikasi gerakan radikalisme yang pada masyarakat di sekitarnya. saat ini pemerintah sedang aktiv memantau gerakan gerakan radikalisme, jika disekitar lingkungannya terdapat gerakan yang dicurigai sebagai radikalisme, penyuluh honorer diharapkan ikut serta memantau dan mengawasi serta melaporkan gerakan tersebut baik ke Kantor KUA terdekat maupun ke Kantor Kementerian Agama Kab. Boyolali.

Pada tahun ini banyak penyuluh agama yang tidak bisa dimasukkan kedalam SK Penyuluh Agama Honorer, hal ini dikarenakan banyak sekali penyuluh agama di daerah yang mendaftarakan diri di Kantor KUA Kecamatan Boyolali. Akan tetapi pada tahun 2016 ini KUA Kecamatan Boyolali hanya mendapat porsi penyuluh agama honorer sebanyak 22 orang. Sehingga bagi penyuluh agama yang belum terakomodir pada SK Penyuluh Agama Honorer dapat berkoordinasi dengan penyuluh agama honorer terkait informasi dari Kankemenag Kab. Boyolali.

Selanjutnya perwakilan dari Seksi Bimas Islam Kankemenag Kab. Boyolali menyampaikan bahwa pada tahun 2016 ini ada perubahan formasi pada penyuluh agama honorer di Kecamatan Boyolali. Ada beberapa penyuluh agama honorer baru menggantikan penyuluh agama honorer lama yang sudah purna tugas maupun yang tidak masuk criteria. Hal ini biasa terjadi mengingat terus berubahnya regulasi yang ada terkait penyuluh agama honorer. Perwakilan dari Bimas Islam juga mengapreisai kegiatan yang dilaksanakan penyuluh Agama Honorer Kecamatan Boyolali. Menurutnya kegiatan seperti ini harus terus dijalankan agar silaturrahmi dan komunikasi antar penyuluh agama honorer Kecamatan Boyolali tidak terputus. Alangkah lebih bagus lagi kalau penyuluh agama honorer Kecamatan Boyolali mempunyai desa binaan. Baik pembinaan dari segi agama, mental, moral, maupun ekonomi. Sehingga penyuluh agama honorer mampu meningkatkan mutu dan kualitas hidup desa binaan tersebut.

Acara dilanjutkan dengan penyampaian materi tentang radikalisme dan aliran sesat dari penyuluh agama honorer yang kemaren telah mengikuti diklat tentang radikalisme dan aliran sesat yang diselenggarakan oleh Kanwil Kemenag Jateng di semarang. Disamping materi tentang radikalisme dan aliran sesat, juga sedikit disampaikan materi keagamaan. (jaim)

Bagikan :
Translate ยป
Skip to content